Kudeta Berdarah, Istana Presiden Sudan Dikuasai

Foto : Situasi memcekam di Kota Khartum, Sudan, Sabtu (15/4/2022).(AP)
Bagikan

Mediatipikor.com, Khartum – Dalam upaya kudeta kelompok paramiliter utama Sudan mengatakan telah merebut Istana Kepresidenan, Kediaman Panglima Militer, dan Bandara Internasional Khartoum, Sabtu (15/4/2023).

Sementara itu pihak militer menegaskan masih melakukan perlawanan. Adapun, kelompok dokter menyatakan setidaknya hingga saat ini teridentifikasi ada 25 orang yang tewas dalam bentrokan tersebut.

Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) yang menuduh tentara menyerang mereka lebih dulu, juga mengatakan mereka telah mengambil alih bandara di kota utara Merowe dan di El-Obeid di barat.

Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan masih belum jelas. Disisi Tentara mengatakan sedang melawan RSF di lokasi yang menurut paramiliter telah mereka rebut. Semenra Tentara juga mengatakan telah merebut beberapa pangkalan RSF dan membantah bahwa RSF telah merebut Bandara Merowe.

Konfrontasi besar antara RSF dan tentara berpotensi dapat menjerumuskan Sudan ke dalam konflik yang meluas di tengah perjuangan melawan kehancuran ekonomi dan kekerasan suku. Kondisi saat ini juga dapat menggagalkan upaya menuju pemilu.

Bentrokan tersebut bermula dari meningkatnya ketegangan antara Tentara dan RSF atas integrasi RSF ke dalam militer, dan siapa yang harus mengawasi proses tersebut. Ketidaksepakatan tersebut telah menunda penandatanganan perjanjian yang didukung secara internasional dengan partai politik tentang transisi menuju demokrasi.

Pasukan sipil yang menandatangani versi draf perjanjian itu pada Desember lalu menyerukan untuk segera menghentikan permusuhan baik oleh tentara maupun RSF, guna menghindarkan Sudan dari jurang kehancuran total.

“Ini adalah momen penting dalam sejarah negara kita. Ini adalah perang yang tidak akan dimenangkan oleh siapapun, dan itu akan menghancurkan negara kita selamanya,” kata tentara sipil dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.

Diketahui sebelumnya, RSF menuduh tentara melakukan plot oleh loyalis mantan orang kuat Presiden Omar Hassan al-Bashir yang digulingkan pada 2019 dan mencoba melakukan kudeta sendiri.

RSF dipimpin oleh mantan pemimpin milisi Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal sebagai Hemedti. Dia telah menjadi wakil pemimpin Dewan Kedaulatan yang berkuasa di Sudan, dipimpin oleh Jenderal Angkatan Darat Abdel Fattah al-Burhan, sejak 2019.

Tentara mengatakan angkatan udara Sudan sedang melakukan operasi melawan RSF. Cuplikan dari siaran TV menunjukkan sebuah pesawat militer di langit di atas Khartoum. Tembakan terdengar di beberapa bagian Khartoum dan saksi mata melaporkan penembakan di kota-kota yang berdekatan. Meriam dan kendaraan lapis baja dikerahkan di jalan-jalan ibu kota.

Juru bicara angkatan bersenjata Sudan, Brigadir Jenderal Nabil Abdallah mengatakan kepada awak media ada banyak pasukan RSF di markas TV di Khartoum. Dia menegaskan bahwa tentara akan menanggapi setiap tindakan yang tidak bertanggung jawab.(Winda Pandjaitan)