Rumah Reot Kediaman Sosok Kades Teladan di Bireuen

Foto Istimewa
Bagikan

Mediatipikor.com, Bireuen – Menjabat sebagai Keuchik (Kepala Desa) Paku sejak Tahun 1989 – 1993, menjabat sebagai Sekretaris Desa Tahun 1993 – 2005, lalu kembali menjabat sebagai Keuchik Tahun 2009 – 2014, kemudian menjabat sebagai Keuchik Tahun 2021 – hingga sekarang membuat Abdul Wahidin Hamzah (60) menjadi sosok Keuchik yang memiliki pengalaman, wawasan dan pengetahuan birokrasi Pemerintahan Desa yang cukup. Abdullah selaku Keuchik Desa Paku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Aceh, ini juga dikenal warga sebagai sosok pemimpin desa yang amanah dan rendah hati sehingga dinilai patut untuk dijadikan sebagai sosok tauladan bagi Kepala Desa lainnya.

“Beliau (Keuchik Desa Paku) adalah salah satu keuchik teladan di Kabupaten Bireuen, sudah menjadi Keuchik sejak masa komplik Aceh tempo dulu,” kata Nurdin Husen (64) warga Desa Paku, kepada Media Tipikor, Selasa (11/7/2023), di Desa Paku.

Menurut Nurdin, jabatan Kepala Desa yang diemban Abdul Wahidin Hamzah dilaksanakan penuh dengan tanggung jawab dan integritas tanpa berpikir untuk mencoba memperkaya diri sendiri.

“Rumah kediamannya tidak mewah bahkan jauh dari kata sederhana, cukup meperihatinkan bila melihat rumahnya, semoga pemerintah dapat tersentuh untuk memperhatikan sekaligus sebagai prnghargaan dalam bentuk bantuan program renofasi baru rumahnya,” beber Nurdin.

Ketika kediaman Abdul di Dusun Teugeh Desa Paku disambangi Media Tipikor, benar saja rumah tempat tinggal sosok Kepala Desa yang dibangun pada tahun 2009 silam ini tampak telah kurang layak huni.

“Alhamdulillah, walau saya sedang kurang sehat badan namun beginilah apa adanya,” ujar Abdul didampingi sang isteri Rohani M Ali (55).

Dijelaskan Keuchik Abdul, dengan memiliki prioritas tanggungan tiga orang anak maka sangat tidak mudah baginya untuk dapat melakukan renofasi rumahnya meski kondisi tiang telah mulai lapuk dimakan rayap.

“Walaupun saya dipandang orang-orang sangat berada, contohnya ada dua ekor lembu, tapi kepunyaan orang yanh saya pelihara, bisa dikatakan bagi dua laba pada masa penjualannya,” tutup Abdul.(Abdullah)