Daerah  

SPBU Jantho Klarifikasi Isu Kelangkaan BBM, Stok Cepat Habis karena Keterlambatan Penebusan

SPBU Jantho Disorot, Warga Duga Ada “Permainan Tangki Siluman”
Bagikan

MEDIATIPIKOR.COM – Menanggapi keluhan masyarakat terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU 14.239.478 Kota Jantho, pihak pengawas SPBU memberikan klarifikasi bahwa persoalan tersebut bukan disebabkan oleh penyaluran yang tidak tepat sasaran, melainkan karena tidak adanya penebusan BBM dalam beberapa waktu terakhir.

Pengawas SPBU Jantho, Dani, mengatakan bahwa selama beberapa bulan terakhir pihaknya memang mengalami keterlambatan dalam penebusan BBM dari pihak Pertamina, sehingga pasokan yang datang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Kelangkaan yang terjadi bukan karena ada penyelewengan atau pengisian berulang oleh pihak tertentu. Stok BBM cepat habis karena penebusan tidak dilakukan secara rutin. Jadi begitu pasokan datang, hanya bertahan sekitar satu hari, lalu habis lagi,” jelas Dani kepada MEDIA TIOIKOR, Senin (20/10/2025).

Menurut Dani, tingginya volume kendaraan dan aktivitas masyarakat di wilayah Jantho turut mempercepat habisnya stok BBM yang tersedia.

Selain itu, ia juga menanggapi isu adanya stok Pertamax yang disisakan untuk pihak tertentu. Dani menegaskan bahwa hal tersebut dilakukan sesuai perjanjian resmi antara SPBU Jantho dengan pihak operasional proyek jalan tol yang tengah berlangsung di kawasan tersebut.

“Kami memang menyisakan sedikit stok Pertamax untuk kebutuhan kendaraan operasional proyek jalan tol, karena ada kerja sama resmi antara SPBU Jantho dan pihak proyek. Mereka menggunakan voucher atau bon khusus yang hanya berlaku di SPBU ini,” ungkapnya.

Dani menjelaskan, voucher tersebut tidak bisa digunakan di SPBU lain maupun di penjualan eceran, sehingga tidak mungkin ada penyalahgunaan. Ia menegaskan bahwa kebijakan itu diambil untuk memastikan kegiatan proyek strategis daerah tetap berjalan tanpa gangguan.

“Kalau operasional jalan tol berhenti karena BBM tidak tersedia, itu justru bisa menghambat pembangunan. Jadi kami hanya menyediakan dalam batas yang sangat terbatas untuk kebutuhan mereka,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dani menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menutup-nutupi stok BBM non-subsidi dari masyarakat. Semua penyaluran dilakukan sesuai dengan ketentuan Pertamina dan dalam pengawasan ketat.

“Kami terbuka untuk diawasi. Kalau penebusan sudah kembali normal, kami pastikan suplai BBM, baik Pertalite, Biosolar, maupun Pertamax, akan lancar seperti biasa,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU 14.239.478 Kota Jantho kian meresahkan warga. Dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM, baik jenis Pertalite, Biosolar, maupun Pertamax. Setiap kali pasokan BBM datang dari Pertamina, stok di SPBU itu hanya bertahan kurang dari 24 jam.

“Setelah itu, plang bertuliskan “BBM sedang dalam perjalanan” kembali terpampang selama lima hingga enam hari. “Kami susah mau isi. Baru sehari datang, besoknya sudah kosong lagi,” keluh seorang warga Jantho,kepada media ini.

Warga menduga ada praktik penyaluran BBM yang tidak tepat sasaran. BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar diduga banyak dibeli oleh pelaku usaha menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi tangkinya agar bisa menampung lebih banyak.

“Saya sering lihat mobil yang sama isi berulang kali dalam sehari. Nozzlenya juga lama sekali, jauh lebih lama dari biasanya,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Exit mobile version